Gambar Sampul IPA · Bab 6 Bioteknologi
IPA · Bab 6 Bioteknologi
DewiGanawati

24/08/2021 13:36:32

SMP 9 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bioteknologi

119

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini.

P

eta

K

onsep

Setelah kalian memahami peta konsep di atas, perhatikan kata-kata kunci berikut

yang merupakan kunci dan cara memahami materi ini.

Bioteknologi

Kultur Jaringan

Hidroponik

Penerapan

Bioteknologi

Sederhana

Dampak

Penggunaan

Bioteknologi

Bioteknologi

menjelaskan

Usaha Mengatasi

Dampak Penerapan

Bioteknologi

Kalian tentu mengenal makanan seperti rempeyek kedelai, tahu, kecap, tauge,

dan susu kedelai. Dari bahan dasar apa makanan tersebut dibuat? Samakah proses

pembuatannya? Adakah bahan lain yang diperlukan untuk membuat produk

makanan tersebut?

Kacang kedelai adalah bahan dasar untuk pembuatan produk-produk

makanan di atas. Dengan cara pengolahan yang berbeda, butiran-butiran kacang

kedelai diubah menjadi produk dengan nama atau sebutan bermacam-macam.

Untuk mengubah suatu bahan makanan menjadi produk makanan yang lain

tentu harus memiliki pengetahuan cara pengolahan makanan. Biologi yang terus

berkembang turut memberi sumbangan dalam meningkatkan kesejahteraan

manusia terutama dalam pemenuhan kebutuhan makanan. Bioteknologi merupakan

salah satu contoh bentuk nyata sumbangan dari biologi.

Contoh di atas adalah salah satu penerapan bioteknologi dalam industri

makanan atau minuman. Pada bahasan ini kalian akan diajak untuk dapat

mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam mendukung kelangsungan hidup

manusia melalui produksi pangan.

Bab

6

Bioteknologi

K

ata

K

unci

IPA Terpadu IX

120

Kegiatan 6.1

A. Pendahuluan

Bioteknologi adalah penggunaan makhluk hidup

dan proses di dalamnya untuk menghasilkan produk

tertentu. Bioteknologi memanfaatkan bakteri, ragi,

kapang, alga, sel tumbuhan, atau jaringan hewan.

Penerapan bioteknologi memadukan berbagai disiplin

ilmu, seperti mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi

molekuler, kimia, rekayasa proses, dan teknik kimia.

Saat ini telah dikembangkan berbagai penerapan

bioteknologi, contohnya teknik rekombinasi gen, kultur

jaringan, hidroponik, radiasi, dan inseminasi buatan.

Untuk mengenal produk-produk makanan hasil penerapan

bioteknologi serta peranan organismenya, diskusikan dengan teman-

teman dan guru kalian. Kemudian lengkapilah tabel berikut ini.

Tabel 6.1 Produk-produk Makanan Hasil Bioteknologi

dan Organisme yang Digunakan

No. Produk

Bahan Makanan

Mikroorganisme

1.

Temp

e

.................................

......................................

2.

Keca

p

.................................

......................................

3.

Keju

.................................

......................................

4.

Yoghurt

.................................

......................................

5.

Roti

.................................

......................................

6.

Onco

m

.................................

......................................

7.

Tape

.................................

......................................

8.

Nata de coco

.................................

......................................

9.

Bir

.................................

......................................

10. Brem ba

li

.................................

......................................

Bioteknologi

121

Berdasarkan data dalam tabel di atas, jawablah pertanyaan berikut ini.

1. Adakah bahan makanan yang dapat dibuat menjadi lebih dari

satu produk makanan? Sebutkan!

2. Produk makanan apa saja yang dalam pembuatannya memerlukan

bantuan jamur?

3. Produk makanan apa saja yang dalam pembuatannya memerlukan

bantuan bakteri?

B. Penerapan Bioteknologi Sederhana

Produk bioteknologi sudah dikenal baik oleh

masyarakat seperti tape, tempe, brem bali, bir, anggur,

cuka, keju, yoghurt, dan roti. Proses ini sudah dikenal

orang sejak lama. Seiring dengan perkembangan

teknologi pendukungnya, proses pengolahannya

sudah dikembangkan lebih modern di pabrik-pabrik

dalam produksi yang besar. Namun secara sederhana

kita dapat menerapkan proses tersebut.

1. Pembuatan Tempe Kedelai

Tempe kedelai adalah bahan makanan

hasil fermentasi biji kedelai oleh kapang

(jamur). Jenis jamur yang digunakan

biasanya jenis

Rhizopus oligosporus

,

karena memiliki aktivitas enzim proteolitik

(pengurai protein) tinggi. Dibandingkan

tempe dari bahan lain, seperti dari kecipir,

lamtoro, ampas tahu, benguk, maka tempe

kedelai lebih dikenal oleh masyarakat. Telah

diakui dunia bahwa tempe adalah makanan

asli Indonesia yang kandungan gizinya patut

diperhitungkan. Cara pemanfaatan tempe antara lain

digoreng, disayur lodeh, oseng-oseng, kering

tempe, tempe burger, rolade tempe, dan sebagainya.

Tempe digemari orang bukan hanya rasanya yang

gurih dan lezat, tetapi juga karena kaya gizi. Dengan

kadar protein 18,3 per 100 gram, merupakan

alternatif sumber protein nabati. Selain itu, tempe

Gambar 6.1

Tempe

merupakan contoh produk

bioteknologi sederhana

Sumber:

www.rakuten.co.jp

IPA Terpadu IX

122

Sumber:

Pembuatan Tempe dan Tahu Kedelai (2003)

kedelai juga mengandung beberapa asam amino

yang diperlukan tubuh manusia. Untuk mengetahui

kandungan gizi tempe kedelai dibanding dengan

bahan bakunya (kedelai kuning dan kedelai hitam)

dapat dilihat pada Tabel 6.2 berikut.

Tabel 6.2 Komposisi Zat Gizi Tempe Kedelai dalam 100 gram

No. Zat Gizi Tempe Kedelai Kedelai Kuning Kedelai Hitam

1.

Energi

149,0 kal

400,0 kal

385,0 kal

2.

Air

64,0 gram

10,2 gram

12,3 gram

3.

Protein

18,3 gram

35,1 gram

33,3 gram

4.

Lemak

4,0 gram

17,7 gram

15,0 gram

5.

Karbohidrat

12,7 gram

32,0 gram

35,4 gram

6.

Serat

-

4,2 gram

4,3 gram

7.

Abu

1,0 gram

4,0 gram

4,0 gram

8.

Kalsium

129,0 mg

226,0 mg

213,0 mg

9.

Besi

10,0 mg

8,5 mg

9,5 mg

10. Vitamin B1

0,17 mg

0,66 mg

0,65 mg

11. Vitamin B2

-

0,22 mg

0,23 mg

Dengan melihat kandungan gizi tersebut, yang

dulunya tempe hanya dijadikan konsumsi kelas

rakyat, namun sekarang sudah dinikmati segala

lapisan. Bahkan restoran elit dan hotel berbintang

pun menyajikan tempe dalam ragam penyajian yang

lebih canggih. Bahkan para ahli di Jepang dan

Amerika Serikat tertarik melakukan penelitian tempe,

terutama berkaitan dengan teknologi fermentasi.

Secara tradisional tempe dibuat dengan langkah-

langkah sebagai berikut.

a.

Penyortiran

Tujuannya untuk memisahkan

benda yang tidak diinginkan, dan

memilih biji yang baik. Caranya, biji

kedelai diletakkan pada tampah/

nyiru kemudian ditampi.

Gambar 6.2

Cara menyortir biji kedelai

Bioteknologi

123

b. Pencucian I

Biji kedelai dimasukkan ke dalam

ember berisi air, dan lebih baik dicuci

pada air yang mengalir. Tujuan

pencucian ini adalah menghilangkan

kotoran yang melekat atau

bercampur dengan biji kedelai.

c. Perebusan I

Perebusan pertama berlangsung

sekitar 30 menit sehingga diperoleh

biji kedelai setengah matang.

d. Perendaman

Perendaman berlangsung

semalam atau kurang lebih 8 jam

hingga menghasilkan kondisi asam.

Tujuan perendaman ini selain

melunakkan kedelai juga untuk

mencegah pertumbuhan bakteri

pembusuk selama fermentasi.

e. Pengupasan kulit

Keesokan harinya dilakukan

pengupasan kulit. Caranya, kedelai

diremas-remas dalam air sampai

kulitnya terkelupas. Tujuan pe-

ngupasan kulit ini adalah agar ragi

tumbuh dengan baik.

Gambar 6.3

Cara mencuci biji kedelai

Gambar 6.4

Merebus kedelai

Gambar 6.5

Perendaman kedelai

Gambar 6.6

Cara pengupasan kulit

kedelai

IPA Terpadu IX

124

f. Pencucian II

Sekali lagi kedelai yang sudah

dikupas kulitnya dicuci. Caranya,

mirip mencuci beras yang akan

dimasak. Tujuannya untuk

menghilangkan kotoran yang

masih ada dan kulit kedelai yang

terkelupas.

g. Perebusan II

Setelah kedelai dikupas

kulitnya dan dicuci lagi, kemudian

direbus hingga kedelai menjadi

matang. Tujuannya adalah agar

kedelai lebih lunak, menghilangkan

bau, menambah rasa, dan

membunuh bakteri yang mungkin

tumbuh selama perendaman.

h. Penirisan dan pendinginan

Setelah kedelai masak, tuang

di tampah/nyiru dan diratakan

tipis-tipis. Biarkan dingin sampai

permukaan kedelai kering agar

terhindar dari pertumbuhan

mikroorganisme yang tidak

dikehendaki. Tampah yang dipakai

untuk penirisan dan pendinginan

pilih yang benar-benar bersih

bebas dari kotoran dan zat yang

menghambat pertumbuhan ragi,

misalnya garam.

i. Peragian

Tahap ini merupakan kunci

keberhasilan dalam membuat tempe

kedelai. Taburkan ragi pada kedelai

dan aduk sampai rata. Setelah itu,

diangin-anginkan sebentar. Fungsi

ragi selain untuk fermenter, juga

sebagai pengikat keping-keping

kedelai oleh miselium.

Gambar 6.7

Pencucian tahap II

Gambar 6.8

Perebusan tahap II

Gambar 6.9

Ditiriskan dan didinginkan

Gambar 6.10

Kedelai dicampur

dengan ragi

Bioteknologi

125

j.

Pembungkusan

Campuran kedelai dan ragi dibungkus

dengan menggunakan daun pisang yang bagian

luarnya dilapisi kertas atau dibungkus

menggunakan plastik dengan ukuran tertentu.

Tujuan pembungkusan adalah untuk

menciptakan keadaan anaerob, karena jamur

Rhizopus

akan bekerja dalam menguraikan

kedelai dalam keadaan anaerob.

k. Pemeraman

Bila pembungkusnya daun, maka pemeraman

dilakukan dalam bakul bambu yang ditutup

karung goni dengan suhu kurang lebih 30°C.

Tetapi bila pembungkusnya plastik,

pemeramannya diletakkan di rak-rak bambu.

Setelah diperam semalam, jika pembungkusnya

plastik, maka plastik pembungkus tersebut

ditusuk-tusuk dengan lidi. Tujuannya agar udara

segar dapat masuk dalam bahan tempe, setelah

itu diperam satu malam lagi.

Gambar 6.11

Membungkus tempe

Gambar 6.12

Cara memeram

tempe

Te m p e

Karung goni

Tempe

Plastik

Laru Daun

Pada proses pembuatan tempe, pasti kita

melakukan peragian. Ragi yang

digunakan dapat berasal dari laru daun

yang terdapat pada daun waru, daun

jati atau daun pisang bekas pembungkus

tempe. Karena tidak semua permukaan

daun tersebut mengandung laru, maka

bagian daun yang mengandung laru

dipisahkan sedang sisa daun yang lain

dibuang. Setelah itu laru daun diremas-

remas lalu dicampurkan ke dalam biji

kedelai yang hendak dilakukan peragian.

Untuk 1 kg kedelai diperlukan 2-3 helai

daun yang mengandung laru.

Info

MEDIA

dibuang

daun waru

diremas-remas

laru

IPA Terpadu IX

126

2. Pembuatan Tape Singkong

Yang dimaksud tape adalah suatu hasil yang

dibuat dari bahan-bahan sumber pati, seperti ubi,

singkong, dan beras ketan, dengan diberi ragi dalam

proses pembuatannya.

Singkong adalah salah satu jenis umbi-umbian

yang cukup banyak dikenal masyarakat Indonesia.

Umbi tanaman singkong selain dapat dikonsumsi

langsung juga dapat dibuat tapioka, gaplek, kerupuk,

tape, dan sebagainya.

Tape singkong dapat diolah lebih lanjut menjadi

minuman alkohol, sirup glukosa, sari tape, asam

cuka, dan sebagainya.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan langkah-langkah

pembuatan tape singkong berikut ini.

a. Pengupasan kulit

Kulit singkong dikupas dengan cara menyayat

kulit secara memanjang lalu menarik bagian kulitnya.

Setelah itu dikerik sampai lendirnya hilang, yaitu

sampai singkong terasa kesat.

Gambar 6.13

Mengupas singkong

Gambar 6.14

Mencuci singkong

b. Pencucian

Singkong dicuci hingga bersih, kemudian

dipotong kecil-kecil atau dibiarkan utuh.

Bioteknologi

127

c. Pengukusan

Dengan menggunakan dandang,

singkong dikukus sampai matang

atau setengah matang, tergantung

selera kita mau tape yang agak keras

atau yang lembek.

d. Pendinginan

Singkong dipindahkan di atas

nyiru, kemudian dibiarkan dingin.

e. Peragian

Setelah dingin, ragi ditaburkan

secara merata. Bila tape dibuat dalam

jumlah banyak sebaiknya ragi

tersebut dibungkus dengan kantong

kain, kemudian ditepuk-tepukkan

secara merata pada singkong yang

telah didinginkan tersebut.

f. Pemeraman

Singkong yang telah beragi itu

diatur ke dalam keranjang yang

dialasi daun pisang yang bersih,

dikerudungi dan ditutupi dengan

daun rapat-rapat. Kemudian diperam

selama 2-3 hari pada suhu kamar.

Selama masa pemeraman tidak boleh

dibuka dan tidak boleh terkena

tangan agar tape yang dihasilkan

tidak kecut (masam).

Gambar 6.15

Mengukus singkong

ubi

air

Gambar 6.16

Cara menabur ragi

ragi

Gambar 6.17

Cara pemeraman tape

daun

pisang

IPA Terpadu IX

128

Tugas 6.1

Membuat Tape Singkong

Buatlah tape singkong dengan bahan baku singkong (ketela

pohon) 1 kg untuk tiap kelompok.

Tiap kelompok kelompok terdiri atas 5 siswa. Tempat

pelaksanaan di laboratorium sekolah dan waktunya di luar jam

pelajaran. Setelah jadi, tape hasil kegiatan ditampilkan di depan

kelas. Diskusikan hasilnya.

3. Hidroponik

Dalam bidang pertanian, bioteknologi memberi

andil dalam usaha pemenuhan kebutuhan makanan.

Beberapa hasil bioteknologi dalam bidang pertanian

antara lain kultur jaringan, hidroponik, pembuatan

tumbuhan kebal hama, dan tumbuhan yang mampu

mengikat nitrogen sendiri.

Pada bagian ini kita akan mempelajari teknik

tanam dengan sistem hidroponik, karena di antara

hasil bioteknologi bidang pertanian, teknik ini paling

memungkinkan untuk kita lakukan.

Hidroponik (

hydroponics

) adalah cara bercocok

tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media

tanamnya. Di kalangan umum, istilah ini dikenal

sebagai "bercocok tanam tanpa tanah". Termasuk

juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya

yang menggunakan air atau bahan yang bersifat

porus, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil,

spons, sabut kelapa, arang kayu, dan sebagainya.

pasir

batu bata

pecahan genting

arang kayu

Bioteknologi

129

Istilah hidroponik lahir tahun 1936, untuk

memberi hasil percobaan DR.WF.Gericke, seorang

agronomis dari Universitas California, USA. Hasil

percobaannya berupa tomat setinggi 3 meter yang

penuh buah dan ditanam dalam bak berisi mineral

hasil uji cobanya. Maka sejak itu hidroponik berarti

hydros

adalah air dan

ponics

untuk menyebut

pengerjaan atau bercocok tanam. Dalam

perkembangannya hidroponik tidak lagi sebatas di

laboratorium saja, tetapi dengan teknik yang

sederhana dapat diterapkan siapa saja, termasuk

ibu rumah tangga.

a. Keunggulan hidroponik

Kelebihan sistem tanam hidroponik antara lain

sebagai berikut.

1) Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih

terkontrol.

2) Pemakaian pupuk lebih hemat.

3) Tanaman hidroponik dapat tumbuh lebih pesat

dengan keadaan tidak kotor dan tidak rusak.

4) Beberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di

luar musim.

5) Tanaman hidroponik dilakukan pada lahan atau

ruang yang terbatas, misalnya: di atap, dapur,

atau garasi.

Gambar 6.18

Media tanam yang dapat digunakan dalam hidroponik

Sumber:

Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaannya

sabut kelapa

batang pakis haji

IPA Terpadu IX

130

b. Metode hidroponik

Pada dasarnya metode hidroponik dibagi menjadi

2 bagian, yaitu:

1) Hidroponik substrat

Metode ini tidak menggunakan air sebagai media,

tetapi menggunakan media padat (bukan tanah) yang

dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air, dan

oksigen serta mendukung akar tanaman seperti

halnya fungsi tanah. Media yang dapat digunakan

dalam hidroponik substrat antara lain batu apung,

pasir, serbuk gergaji, atau gambut.

Media tanam sebelum digunakan harus dilakukan

sterilisasi dahulu. Cara paling umum dilakukan adalah

dengan penguapan atau dengan bahan kimia.

Larutan nutrisi atau pupuk diberikan dengan cara

disiramkan atau dialirkan melalui sistem irigasi, setiap

pemberian larutan nutrisi, harus dapat melembapkan

barisan tanaman secara seragam. Banyaknya

penyiraman tergantung dari pertumbuhan tanaman,

jenis substrat, dan iklim. Permukaan substrat yang

kasar dan tidak teratur harus lebih sering disiram.

Gambar 6.19

Tanaman tomat hidroponik dengan media pasir

Sumber:

Hidroponik (2002)

Bioteknologi

131

2) Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique)

Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan akar

tanaman pada lapisan air yang dangkal. Air tersebut

dialirkan dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan

tanaman. Perakaran berkembang di dalam larutan

nutrien.

c. Larutan nutrien

Larutan nutrien atau zat hara, adalah makanan

bagi tanaman yang berupa campuran garam-garam

pupuk yang dilarutkan dan diberikan secara teratur.

Karena pada sistem hidroponik, media tanam hanya

sebagai penopang akar, sehingga garam-garam

pupuk harus mengandung semua unsur yang

diperlukan tanaman.

Zat-zat hara untuk keperluan hidroponik dapat

diperoleh di pasaran dalam bentuk formula yang

sudah jadi, seperti Hyponex atau Margaflor.

d. Merakit hidroponik

Jenis tanaman yang dapat ditanam secara

hidroponik, baik di kebun maupun di rumah antara

lain, cabai, paprika, tomat, asparagus, bunga kol,

seledri, selada, semangka, labu, jagung manis,

terung, dan tanaman hias.

Gambar 6.20

Hidroponik dengan metode NFT

Sumber:

Hidroponik (2002)

IPA Terpadu IX

132

Berikut ini cara merakit hidroponik untuk menanam

tanaman seperti tomat, paprika, dan melon.

1) Persiapan lahan

Untuk menghindari tanaman dari pengaruh

lingkungan, sebaiknya dibangun rumah plastik.

Ukurannya disesuaikan dengan luas lahan. Bagian

alas/lantai dibuat bedengan dengan lebar sekitar 70

cm dan panjangnya sesuai lahan yang tersedia.

Tinggi bedengan sekitar 20-30 cm. Kemudian

bedengan ditutup dengan plastik hitam yang agak

tebal untuk mencegah penularan penyakit yang

berasal dari tanah.

2) Persiapan wadah

Sebagai wadah untuk menanam hidroponik dapat

digunakan polibag atau kantong plastik hitam ukuran

tinggi 50 cm dan diameter 30 cm. Dipilih warna hitam

agar sinar matahari tidak mampu menembus akar,

jadi tidak ada kemungkinan ganggang tumbuh dan

merusak akar. Pada dasar polibag dilubangi untuk

keluar air dan samping polibag juga dilubangi 4 tempat.

3) Memasukkan media tanam

Lapisan pertama masukkan ijuk atau sabut

kelapa yang sudah disterilkan/ditumbuk sebagai filter,

lalu di atasnya diberi pasir setinggi 30 cm. Media ini

harus dalam keadaan steril.

4) Penanaman bibit

Setiap polibag hanya ditanam satu bibit saja.

Polibag yang sudah ditanami bibit diatur di atas

bedengan.

5) Penyiraman larutan nutrien

Penyiraman paling mudah dilakukan dengan

menggunakan gembor atau

hand sprayer

. Larutan

nutrien dapat diperoleh di toko obat pertanian yang

khusus untuk hidroponik, atau dapat digunakan NPK,

urea, dan TSP sebagai pupuk makro, sedangkan

pupuk mikro pilih pupuk yang mengandung Mn, Fe,

Zn, dan Cu. Penggunaan pupuk makro sesuaikan

fase pertumbuhan.

Bioteknologi

133

6) Perawatan lain

Beberapa jenis perawatan yang perlu dilakukan

adalah:

a) Pengikatan atau pengajiran, agar tanaman dapat

berdiri tegak, setelah umur 1 minggu. Ajir dapat

terbuat dari kayu atau bilah bambu.

b) Pemangkasan, daun-daun yang sudah tua

sebaiknya dipangkas. Untuk beberapa tanaman

seperti paprika cabang yang tidak dipilih sebagai

cabang untuk berproduksi, dipangkas menggu-

nakan gunting yang tajam.

c) Pemberantasan hama, disemprot dengan

insektisida sesuai dosis yang dibutuhkan.

Menanam Tomat dengan Sistem Hidroponik

A. Tujuan

Mengetahui cara menanam tomat dengan sistem hidroponik.

B. Alat dan Bahan

1. Pasir

2. Polibag ukuran tinggi 50 cm dan diameter 30 cm

3. Kotak kayu

4. Biji tomat

5. Sekop atau cetok

6. Alat penyiram

7. Gelas plastik

8. Garpu

9.

Hand sprayer

C. Cara Kerja

1. Membuat Persemaian

a. Buat kotak kayu untuk persemaian dengan ukuran

50 cm × 100 cm dan tinggi 6-10 cm, bagian samping

diberi lubang untuk pembuangan air.

Kegiatan 6.2

IPA Terpadu IX

134

b. Masukkan media pasir sampai 3 cm dari permukaan kotak,

dan uji dengan air apakah drainase berjalan lancar (lihat

Gambar 6.21).

c. Taburkan benih di atas media, tetapi jangan terlalu rapat.

Kemudian tutup dengan pasir kurang lebih dengan

ketebalan 1 cm.

d. Letakkan persemaian di tempat yang terlindung dari hujan

dan cahaya matahari secara langsung.

2. Merawat Bibit

Biji tomat yang sudah tumbuh diberi larutan mineral dengan

dosis yang tepat. Penyiraman dilakukan pagi dan sore

menggunakan

hand sprayer

.

3. Penyapihan Bibit

Setelah muncul dua sampai empat daun yang sudah mekar,

tanaman dipisahkan dan dipindahkan ke gelas plastik/pot kecil

dengan media pasir dan disiram nutrisi pagi dan sore. Cara

pemindahan bibit dicabut hati-hati menggunakan garpu (lihat

Gambar 6.22)!

Gambar 6.21

Tempat persemaian yang dibuat dari kayu

Sumber:

Hidroponik 2002

Gambar 6.22

Cara pemindahan bibit

Sumber:

Hidroponik (2002)

Lubang drainase

Bak dari kayu

Isolasi

Bioteknologi

135

4. Penanaman

Setelah bibit berumur 3 minggu pindahkan ke polibag

penanaman! Untuk memudahkan pencabutan, dapat

menggunakan garpu.

5. Perawatan Tanaman

Lakukan perawatan tanaman dengan menyiram tiap hari

dan memberantas hama yang mengganggu! Pupuk/zat

nutrien yang digunakan adalah Margaflor, Lewatit atau

Pastrogen, yang dapat diperoleh di toko-toko pertanian. Bila

tidak ada zat-zat tersebut dapat digunakan pupuk yang

dilarutkan air. Aturannya menurut petunjuk penggunaan.

6. Mencatat Pertumbuhan Tanaman

Hal-hal yang perlu dicatat adalah:

a. Umur tanaman pada waktu berbunga.

b. Jumlah bunga yang dapat menjadi buah.

c. Umur tanaman pada saat dapat dipanen.

d. Keadaan buah hasil panen.

e. Tinggi tanaman saat berbuah.

Setelah kegiatan tersebut dilaksanakan buat laporan dan

kumpulkan kepada guru.

C. Dampak Negatif Penggunaan

Bioteknologi

1. Dampak terhadap Lingkungan

Selain membawa keuntungan bagi manusia,

aplikasi bioteknologi ternyata menimbulkan akibat

buruk oleh penerapan teknologi tersebut.

Contohnya, pembuatan tempe atau kecap dalam

skala besar dapat mengakibatkan pencemaran

lingkungan. Air limbah dan kulit kedelai dari proses

pembuatan tempe, apabila dibiarkan tergenang dalam

waktu cukup lama, limbah tersebut mengubah

lingkungan menjadi tidak sehat. Jika air limbah itu

dibiarkan mengalir ke dalam kolam-kolam ikan atau

IPA Terpadu IX

136

ke lahan-lahan persawahan, kehidupan ikan atau

tanaman akan terganggu, bahkan bisa mati. Selain

meracuni organisme yang hidup di dalam air, limbah

ini juga menimbulkan bau yang tidak enak. Untuk

itu maka perlu ditangani secara baik agar tidak

mencemari lingkungan.

2. Dampak Sosial

Produk minuman beralkohol seperti bir, anggur,

wiski, dan air tape terkadang juga menimbulkan

dampak yang buruk bagi lingkungan. Dampak

tersebut berupa kebiasaan meminum minuman

beralkohol tersebut sehingga mabuk. Minuman

beralkohol bila diminum dalam jumlah banyak bersifat

memabukkan dan menyebabkan kantuk karena

menekan aktivitas otak.

Alkohol juga bersifat candu. Orang yang sering

minum alkohol dapat menjadi ketagihan dan sulit

untuk meninggalkan kebiasaan minum minuman

beralkohol. Walaupun tidak beracun, alkohol dapat

menimbulkan angka kematian yang tinggi, misalnya

pengemudi kendaraan yang dalam keadaan mabuk

menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

Alkohol yang terdapat dalam minuman beralkohol

kadarnya bermacam-macam. Secara alami alkohol

hasil fermentasi kadarnya 12-15 % karena pada

larutan yang berkadar sebesar ini ragi akan mati.

Tetapi melalui proses penyulingan dapat diperoleh

alkohol sampai 95,5%.

Gambar 6.23

Berbagai dampak sosial akibat minum minuman keras

Sumber:

Essential of Biology (2004)

Bioteknologi

137

D. Usaha Mengatasi Dampak Penerapan

Bioteknologi

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk

mengurangi/mengatasi akibat buruk penggunaan

bioteknologi antara lain:

1. Penanganan limbah tempe, yang secara

sederhana dapat dilakukan dengan cara:

a. Menampung dan menyaring limbah/air limbah

tempe ke dalam sebuah bak. Kemudian bak

ditutup agar tidak menimbulkan bau.

b. Kemudian, mengalirkan air limbah yang

sudah disaring ke bak pengumpul. Pada bak

ini, air limbah yang berasal dari beberapa kali

proses pembuatan tempe akan bercampur

secara merata dan seragam.

c. Terakhir, mengalirkan air limbah yang berasal

dari bak penampung, ke bak kedap udara dan

selanjutnya diendapkan selama 20 hari. Di

dalam bak kedap udara, benda-benda

(polutan) berat yang dapat membahayakan

lingkungan diuraikan oleh mikroorganisme

secara alami sehingga menjadi tidak berbahaya.

2. Untuk minuman beralkohol dikenai cukai atau pajak

yang tinggi sehingga harganya mahal. Akibatnya

tidak sembarang orang dapat mengonsumsi.

Selain itu juga secara rutin diadakan penyitaan dan

pemusnahan minum-minuman keras terutama

yang berkadar alkohol tinggi.

3. Di beberapa negara untuk mengurangi

kecelakaan, pengemudi mobil di tes kadar alkohol

dalam darahnya seperti Gambar 6.23.

Coba kalian sebutkan usaha-usaha yang lain

untuk mengatasi dampak penerapan bioteknologi,

carilah dari berbagai referensi baik media cetak

maupun elektronik.

IPA Terpadu IX

138

Refleksi

Gambar 6.24

Polisi lalu lintas sedang mengetes kadar

alkohol pengemudi kendaraan

Sumber:

Essential of Biology (2004)

Tugas 6.2

Rangkuman

Buatlah kliping tentang dampak penerapan bioteknologi dalam berbagai

bidang dan cara-cara penanggulangannya! Kliping minimal lima judul!

1. Bioteknologi: penggunaan makhluk hidup dan proses di dalamnya

untuk menghasilkan produk tertentu.

2. Bioteknologi dibedakan menjadi bioteknologi konvensional

(sederhana) dan bioteknologi modern.

3. Dampak penggunaan bioteknologi

a. Dampak terhadap lingkungan

b. Dampak sosial

Sebagai bahan refleksi coba sebutkanlah contoh-contoh penerapan

bioteknologi baik konvensional maupun modern dalam mendukung

kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan.

Bioteknologi

139

A. Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda

silang (x) pada huruf

a, b, c,

atau

d

!

1. Berikut ini ilmu-ilmu yang mendukung dalam penerapan bioteknologi,

kecuali

. . . .

a. biokimia

b. genetika

c. fisika

d. kimia

2. Perhatikan produk-produk makanan dan minuman berikut.

1. Tempe

2. Tahu

3. Tape

4. Bir

5. Sirup

6. Kecap

Produk makanan dan minuman yang memanfaatkan mikroorganisme

adalah . . . .

a. 1,2, dan 3

b. 1,2, dan 5

c. 2,3, dan 5

d. 3,4, dan 6

3. Di bawah ini produk bioteknologi asli Indonesia,

kecuali

. . . .

a. tahu

b. tempe

c. kecap

d. roti

4. Mikroorganisme yang digunakan untuk membantu membuat tempe

adalah . . . .

a. Sacharomyces cereviceae

c. Neurospora crassa

b. Acetobacter xylinum

d. Rhizopus oligosporus

5. Keunggulan tempe kedelai dibanding bahan bakunya yang berupa

kedelai adalah . . . .

a. menghasilkan energi lebih tinggi

b. mudah dicerna

c. kadar protein lebih tinggi

d. lebih murah

Uji Kompetensi

IPA Terpadu IX

140

6. Perhatikan beberapa tahap pembuatan tempe kedelai berikut.

1. Pencucian

2. Perebusan

3. Penirisan

4. Peragian

5. Pemeraman

Urutan yang benar dalam proses pembuatan tempe adalah . . . .

a. 1-2-3-4-5

b. 1-3-2-4-5

c. 2-1-3-4-5

d. 5-4-3-1-2

7. Dalam proses pembuatan tempe, agar kulit kedelai mudah lepas,

dilakukan . . . .

a. perebusan

b. perendaman

c. penjemuran

d. peragian

8. Dalam proses pemeraman tempe, suhu yang sesuai kurang lebih

. . . .

a. 30° C

b. 32° C

c. 34° C

d. 35° C

9. Mikroorganisme yang digunakan untuk membuat tape adalah . . . .

a.

Sacharomyces cereviceae

b.

Rhizopus oryzae

c.

Neurospora crassa

d.

Acetobacter xylinum

10. Kadar alkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi tape adalah

. . . .

a. 5 - 10 %

b. 12 - 15 %

c. 30 - 50 %

d. lebih dari 75 %

11. Bahan untuk membuat brem padat adalah . . . .

a. tape singkong

b. tape ketan

c. anggur

d. bir hitam

Bioteknologi

141

12. Jenis tanaman yang biasa ditanam secara hidroponik adalah . . . .

a. jagung, kacang tanah, cabe

b. beringin, terung, semangka

c. bougenvil, mangga, kangkung

d. cabe, selada, semangka

13. Yang dianggap tanaman hidroponik pertama adalah . . . .

a. cabe

b. tomat

c. selada

d. paprika

14. Berikut ini keunggulan sistem tanaman hidroponik,

kecuali

. . . .

a. dapat dibudidayakan di luar musim

b. pemakaian pupuk hemat

c. harganya murah

d. perawatan lebih praktis

15. Kantong plastik yang digunakan untuk wadah dalam hidroponik

dipilih yang berwarna hitam karena . . . .

a. lebih awet dan tahan panas

b. tampak lebih bersih

c. agar sinar matahari tidak menembus akar

d. mudah menyerap panas dari lingkungan

16. Berikut ini adalah unsur-unsur mikro yang diperlukan untuk

pertumbuhan tanaman,

kecuali

. . . .

a. nitrogen

b. ferrum

c. tembaga

d. zeng

17. Perbedaan antara hidroponik metode substrat dengan metode NFT

adalah . . . .

a. jenis tanamannya

b. jenis medianya

c. jenis pupuknya

d. asal bibitnya

18. Banyak sedikitnya penyiraman tanaman hidroponik metode substrat,

tergantung dari faktor berikut ini,

kecuali

. . . .

a. umur tanaman

b. iklim

c. jenis substrat

d. jenis pupuk

IPA Terpadu IX

142

Proyek

19. Substrat yang paling banyak menahan air adalah . . . .

a. arang kayu

b. batu apung

c. serabut kelapa

d. pasir

20. Meminum alkohol berlebihan dapat menyebabkan kantuk, karena

. . . .

a. banyak menghasilkan energi

b. menekan aktivitas otak

c. mengenyangkan perut

d. merangsang saraf mata

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!

1. Apakah yang dimaksud bioteknologi?

2. Jelaskan perbedaan bioteknologi tradisional dengan bioteknologi

modern!

3. Mengapa dalam pembuatan tape dapat dihasilkan tape yang rasanya

kecut atau masam?

4. Jelaskan perbedaan hidroponik metode NFT dengan metode

substrat!

5. Jelaskan cara menangani limbah dari proses pembuatan tempe!

Membuat Tempe Kedelai

Buatlah tempe kedelai dengan bahan baku kedelai ½ kg untuk

tiap kelompok.

Tiap kelompok terdiri atas 5 siswa dan salah satu sebagai ketua.

Tempat pelaksanaan di laboratorium sekolah. Setelah selesai, tempe

hasil kegiatan ditampilkan di depan kelas. Diskusikan hasilnya.